Selasa, 06 Januari 2009

Kata Pengantar - 4 Disiplin Eksekusi

:: Pengantar 4 Disiplin Eksekusi ::


Mengapa banyak Inisiatif Perusahaan atau Organisasi gagal ataupun melenceng dari harapan mereka? Jika dapat dikatakan, bukan karena perusahaan ataupun organisasi tersebut tidak memikirkan inisiatif ataupun keputusan yang mereka ambil.

Seringkali, ini disebabkan karena Ketidakmampuan Mengeksekusi.


Franklin Covey meneliti permasalahan eksekusi ini dengan seksama, mungkin belum pernah ada yang melakukan hal ini sebelumnya. Telah ditelaah apa saja yang dapat menghalangi pelaksanaan eksekusi yang baik - Mulai tingkat Manajemen Puncak sampai Tingkat Staff - Berhasil dipisahkan setiap faktor yang mampu menghalangi kegagalan dalam pelaksanaan.

Adapun data populasi sampel yang diambil adalah :
  • Diteliti dan bekerja dengan lebih dari 400 organisasi dari berbagai tipe, berbagai ukuran, dimana peneliti membantu mereka menerapkan inisiatif eksekusi ini.
  • Peneliti menganalisa data sebanyak 200.000 hasil survey pada organisasi terlepas dari kemampuan mereka melakukan eksekusi.
  • Peneliti melakukan wawancara terhadap lebih dari 1000 tim kerja seputar masalah eksekusi.
Hasilnya ? Peneliti telah mengerti bagaimana organisasi mampu melakukan eksekusi dengan sangat baik. Mereka telah melihat sendiri :
  • Dimana sebuah perusahaan besar berbasis teknologi informasi menaikkan pendapatan mereka lebih dari 1 milyar dolar.
  • Sebuah bisnis yang bergerak dalam bidang retail berhasil bangkit dari rangking paling terpuruk menjadi nomer satu di industrinya.
  • Sebuah perusahaan media yang tadinya bangkrut, kini lahir kembali dan menjadi perusahaan media terkemuka dan disegani.
  • Pemerintah salah satu negara bagian Amerika secara dramatis berhasil menaikkan tingkat kepuasan pelanggan.
Namun yang terpenting adalah peneliti berhasil menyaksikan ratusan organisasi mencapai tujuan besar mereka. Para peneliti ini mendedikasikan dirinya untuk membantu berbagai organisasi dan setiap individu menghasilkan kejayaan. Bagi peneliti, tidak ada misi lebih penting dari pada kenyataan tersebut.


Blog ini akan menjelaskan secara ringkas mengenai prinsip-prinsip penting dalam eksekusi sehingga diharapkan akan memberikan wawasan kepada pengunjung Web ini agar mudah mengerti prinsip-prinsip tersebut, memberikan referensi praktis yang dapat membimbing pembaca kepada bagaimana cara untuk melakukan eksekusi yang terbaik yang telah diteliti dan pelajari peneliti. Pengunjung Web ini juga akan menemukan berbagai pendapat kelas dunia seputar masalah eksekusi. Manfaatkan informasi di blog ini sebaik mungkin. Bawalah kemampuan anda kemanapun anda pergi. Saya yakin, Insyaalloh teknik ini akan membantu saudara mencapai tujuan tujuan penting yang Saudara miliki.

Salam Pembelajar,
* Nb. Peneliti yang dimaksud adalah dari FranklinCovey.
Kutipan diatas disalin dari kata pengantar Bob Whiteman.

Berminat ikuti pelatihan The Execution Game ? Hubungi 0812 8036 2015.
Pelatihan di selenggarakan di Jakarta atau tempat lain 

:: Coach Endy Fatah Joesoef, S. Psi. ::

MEMAHAMI KESENJANGAN EKSEKUSI

BAHASAN I
MEMAHAMI KESENJANGAN EKSEKUSI

Pada dasarnya,
Apa Tanggung Jawab Saudara sebagai
Seorang Pemimpin atau Manajer ?


MENGHASILKAN SESUATU ...
(  Delivery The RESULT ...  )

Hasil yang Anda peroleh dipengaruhi oleh 2 (dua) hal.
  • Hal-hal yang dapat Anda kendalikan.
  • Hal-hal yang tidak dapat Anda kendalikan.
Pada dasarnya, ada dua hal yang anda bisa kendalikan, yaitu :
  • Perencanaan : contohnya, hal-hal apa saja yang ingin Anda capai).
  • Eksekusi dari rencana tersebut (bagaimana Anda bisa mencapainya).
Berdasarkan pengalaman Anda sekarang, manakah yang menurut Anda lebih sulit dilakukan ? Pertama, apakah permasalahan perencanaan ? (the plan ?)
atau kedua, masalah eksekusi dari perencanaan ? (the execution ?) .

Tampaknya seringkali Anda kesulitan justru pada masalah eksekusi, bukan ?


Kevin Rollins, CEO dari Dell Computers mengatakan demikian, "Jika anda melihat beberapa perusahaan yang sukses di luar sana, mereka bukan saja memiliki perencanaan strategi yang baik, tetapi mereka adalah perusahaan yang gigih dalam penerapan atau pelaksanaan sesuatu."

Kita seringkali mengangggap remeh berbagai masalah yang timbul pada saat eksekusi.


Ketika sebuah tujuan baru tercipta, seseorang perlu melakukan sesuatu, mungkin mengerjakan hal yang belum pernah mereka lakukan sebelumnya, jika tidak, eksekusi tidak pernah terjadi. Orang-orang ini mungkin juga perlu merubah perilaku mereka.

Merubah perilaku adalah mungkin merupakan hal yang tersulit yang pernah kita lakukan - sesulit menjelaskan mengapa banyak organisasi lolos dari 'jurang eksekusi'.

APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN EXECUTION GAP ATAU KESENJANGAN EKSEKUSI ?


Sebuah penelitian dari beberapa perusahaan sektor publik menemukan bahwa hanya 13 % dari mereka yang berhasil secara konsisten mencapai target finansial mereka selama era tahun 1990, suatu era yang paling menjanjikan dan makmur sepanjang sejarah dunia bisnis. Dan perkiraan menunjukkan bahwa 7 dari 10 perencanaan strategis gagal (*Chris Zook, dan rekan., Profit from the Core, Bain &co., 2002).


Jadi sebuah organisasi bisa saja teta gagal walaupun memiliki orang orang yang berbakat dan rencana strategis yang luar biasa. Dan tidak sedikit yang gagal karena itu. Menurut Ram Charan, seorang Profesor dari Harvard Business School, "Itu tidak dikarenakan perusahaan tersebut kurang pandai atau memiliki visi yang kurang baik, tetapi sederhana saja, masalahnya adalah masalah eksekusi atau pelaksanaannya. Memang sangat sederhana sebetulnya masalah-masalah yang ditemukan: Seperti tugas-tugas yang tidak dilaksanakan, tidak mampu membuat keputusan, ketidakmampuan menjalankan komitmen yang telah di buat".
(*Charan,R.,Colvin,G., "Why CEOs Fail", Fortune, 21 Juni 1999, hal. 69).


Ram melanjutkan, "Masalah terbesar di dunia bisnis yang jarang dibicarakan adalah "Kesenjangan Eksekusi". Ini adalah jurang yang memisahkan antara membuat sebuah tujuan atau goal dengan mencapai tujuan atau goal itu sendiri.


ADA 4 (EMPAT) PERMASALAHAN DI DALAM EKSEKUSI
Ada 4 (empat) alasan yang menyebabkan terjadinya 'Execution Gap' :
  1. Orang-orang tidak tahu tujuan atau Goal yang ingin dicapai.
  2. Orang-orang tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal tersebut.
  3. Orang-orang tidak memiliki tolak ukur (indikator seberapa jauh tujuan telah dicapai selama proses).
  4. Orang orang yang terlibat dalam proses pencapaiana tujuan tidak bertanggung-jawab atas perkembangan dari goal yang mereka mau capai.
Hasil tersebut diatas didapat melalui serangkaian survei xQ yang dilakukan terhadap 12.000 pekerja di Amerika Serikat, oleh peneliti dari FranklinCovey dan Harris Interactive pada bulan Desember 2003 (*Bossidy, L. Charan, R. Execution: The Dicipline of Getting Things Done, Harper Business, 2002, hal.38).

People Dont't Know the Goal
(Orang-orang tak tahu tujuan atau goal yang ingin dicapai)



Walaupun 49% pekerja yang disurvei mengaku mengetahui tujuan / goal dari organisasi tempat mereka bekerja, sesungguhnya hanya 15 % saja dari mereka yang bisa menjelaskan tujuan atau goal tersebut. Bayangkan jika hanya 1 dari 6 pekerja yang mengetahui tujuan / goal mereka, tentunya saudara akan menemukan masalah dalam eksekusi.

People Don't Know What to Do To Achieve the Goal
(Orang-orang tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan/Goal)


Pada satu pertanyaan survey sebuah pernyataan dikeluarkan. 'Saya mengerti betul apa yang harus saya lakukan untuk membantu pencapaiaan goal organisasi'. Pertanyaan ini mengharapkan jawaban ya/tidak. Pada lembar jawaban, hanya 54 % menjawab ya. Ini menjelaskan bahwa secara tidak langsung, hampir setengah dari para pekerja tidak tahu apa yang harus mereka lakukan, dan bisa setengah dari orang yang menjawab ya tersebut, tidak jujur kepada diri mereka sendiri tentang hal tersebut.

People Don't Keep Score
(Orang-orang tidak memiliki Tolak Ukur)


Hanya sekitar 12 % saja dari pekerja yang bisa menjelaskan bagaimana cara mengukur kesuksesan pencapaian tujuan di organisasi tempat mereka bekerja. Kalau orang-orang yang melakukan pekerjaan ini tidak tahu tolak ukurnya, bagaimana mereka bisa tahu jika mereka sedang mengalami kemajuan atau tidak ? Dan bagaimana mereka bisa mencapai hasil yang tepat jika tolak ukurnya salah ?

People Are Not Held Accountable for Progress on The Goal
(Orang-orang tidak bertanggung-jawab atas perkembangan dari pencapaian tujuan atau goal)


Hanya 26 % dari pekerja melakukan pertemuan secara rutin (bahkan untuk pertemuan bulanan) dengan atasan mereka untuk mereview perkembangan dari pencapaian setiap tujuan / goal. ini berarti hanya 3 dari 4 pekerja yang sedikitnya membahas ataupun membicarakan goal yang menjadi tanggung-jawab mereka dengan manajemen.

Mengapa hasil survey begitu buruk ?


Padahal dari kacamata para pemimpin bahwa goal yang ada sudah sangat jelas dan strategi perencanaan yang dibuat juga menantang ? Para pemimpin akan membuat suatu hari dimana ia akan mempresentasikan strategi maupun goal yang dibuatnya. Sebuah presentasi brilliant, semua orang akan berdiri dan bersorak sorai. Jika Anda seorang pemimpin, bisa jadi hal tersebut moment terbaik saudara.


Tapi, Tunggu dulu, .....
Ini juga momen yang paling tidak enak diakui, ini adalah momen yang sesungguhnya . Sebab, hanya setengah saja dari orang-orang yang berada di ruangan itu yang mendengarkan goal yang Saudara miliki, dimana hanya setengahnya lagi dari yang mendengarkan yang sesungguhnya tahu tentang apa yang seharusnya mereka lakukan dengan goal-goal tersebut. Dan lebih parahnya, hanya setengahnya lagi dari jumlah itu yang tahu apa yang harus dilakukan yang betul-betul berusaha untuk mencapai goal dan pada kesimpulannya, banyak diantara mereka (para pekerja) yang tidak peduli tentang apapun yang berhubungan dengan itu.


Pada kesimpulannya, memang hanya sedikit saja orang yang tahu goal organisasi mereka, sadar akan apa yang harus mereka lakukan dengan goal tersebut, mengetahui tolak ukur, dan juga melaporkan perkembangan pencapaiannya.

:: THE WHIRLWIND ATAU PUSARAN ANGIN PUTING BELIUNG ::

Masalah kerap kali muncul dari konflik 2 (dua) kekuatan yang ada:
  • Pertama, dibutuhkan energi yang hebat untuk mengelola dan menjaga perputaran bisnis (kami menamakan hal ini "Whirlwind" of the day to day atau Pusaran angin atas pekerjaan sehari hari).
  • Kedua, dibutuhkan energi untuk mengarahkan goal demi mencapai perbaikan dalam kinerja.
Saudara mungkin berfikir keduanya berbicara tentang hal yang sama, namun tidak demikian adanya. Pusaran angin ini adalah rutinitas pekerjaan yang Saudara lakukan setiap hari yang hanya untuk menjalankan segala sesuatu. Ini tentang membuat prioritas mana yang penting dan mana yang harus segera anda tindaklanjuti segera.


Ada konsekuensi yang akan terjadi jika Saudara mengindahkan "Whirlwind" ini. Coba saja Saudara berhenti menjawab email ataupun merespon voice mail selama beberapa hari, dan perhatikan dampaknya. Dan yang lebih menarik lagi, bisa saja Saudara berada di tengah tengah putaran ini Saudara merasakan putarannya.


Goal utama di organisasi berbicara mengenai hal yang penting dan justru seringkali bukan tentang hal yang mendesak. Saudara perlu menginvestasikan waktu Saudara untuk mencapai Goal Utama tersebut atau Goal tersebut tidak akan pernah terjadi. Masalahnya, seringkali hal-hal yang mendesak dinomersatukan dan mengalahkan hal-hal yang penting.


Seorang klien dari perusahaan Fortune 50 menjelaskan " Tahukah Anda, apa yang membuat kami mengalami kesenjangan eksekusi ? Kami tidak berurusan dengan naga raksasa yang menyerang kami ke bawah, yang menghalangi kami memenuhi prioritas kami. Yang ada didekat kami itu (lalat). Setiap hari, ada saja lalat dimata kami yang membuat kami tidak focus pada wildly important goal kami. Ternyata, ketika kami melihat kebelakang selama 6 bulan terakhir, ya ampun, kami belum melakukan hal-hal penting yang kami janjikan untuk dapat kami lakukan !".
  • Coba pikirkan satu saja strategi utama ataupun suatu inisiatif yang gagal di tengah jalan.
  • Apa yang membunuhnya ?
  • Apakah strategi tidak ditindaklanjuti ?
  • Atau orang-orang harus menelaah kembali apa yang selama ini mereka pikir sebagai "Pekerjaan yang sesungguhnya" ?
Jika jawabannya adalah "Ya", berarti Saudara telah mengalami apa yang dikatakan kebanyakan organisasi alami yaitu menghilangnya goal-goal dan prioritas penting akibat terjebak di Pusaran Angin.


Inilah kesimpulannya. Tantangan terbesar dalam eksekusi bukanlah tentang mencapai goal. Karena organisasi Saudara biasanya dipenuhi orang-orang yang tahu bagaimana mencapai sebuah tujuan/goal. Masalah utamanya dari eksekusi adalah BAGAIMANA CARANYA MENCAPAI GOAL DI TENGAH TENGAH PUSARAN ANGIN !


Suatu Contoh Eksekusi yang Luar Biasa ...


Dibutuhkan disiplin tinggi dalam mengeksekusi sebuah perencanaan strategis guna mencapai goal dengan semangat tinggi. Namun itu bisa terjadi.

Suatu contoh yang luar biasa adalah sebuah jaringan hotel kelas atas yang membuat goal : 97% tamu akan kembali menginap. "Jika Anda pernah menginap disini, kami ingin Anda kembali !" Itulah mantranya. Dan mereka pun mengeksekusi gaol tersebut dengan sangat baik.

Mereka memutuskan untuk mencapai apa yang mereka sebut sebagai "service yang memuaskan yang bersifat personal terhadap setiap orang." Ketimbang memusatkan fokus terhadap pengadaan barang-barang seni yang bernilai di hotel mereka maupun memenuhi hotel dengan furnitur yang berlebihan, mereka memutuskan untuk memberikan para tamu sebuah kenyamanan seperti berada di rumah sendiri.

Jadi apakah yang berbeda dari yang mereka lakukan ?

Setiap anggota staff hotel memiliki peran yang berbeda dalam mencapai goal. Seorang housekeeper misalnya, ia akan dengan sangat teliti memasukkan data ke komputer berupa kegemaran ataupun kebiasaan para tamu, sehingga mereka bisa menyediakan servis yang sama setiap para tamu ini datang kembali. Pada suatu kesempatan, ada seorang tamu meminta pembersih kamar untuk membiarkan cerutu di asbak karena ia akan kembali ke kamar lagi. Ketika ia kembali, ditemukannyalah cerutu baru dengan merk yang sama di asbak. Dia pikir itu adalah servis yang hebat, namun dia tidak pernah mengharapkan akan menemukan cerutu dengan merek yang sama berada di kamar hotel lain dari jaringan hotel yang sama beberapa bulan kemudian. Dia bilang, "Saya harus kembali hanya untuk melihat cerutu tersebut akan ada lagi! Mereka sudah memiliki saya!".

Housekeeper kemudian memiliki beberapa tugas baru yang harus dilakukan : Mencatat kebiasaan atau kegemaran para tamu, melakukan pendataan dan mengecek data dari komputer dan melaksanakan apa yang menjadi kebiasaan si tamu. Ditambah lagi, mereka harus tetap membersihkan kamarnya. Jelaslah, bahwa para housekeeper tidak akan mungkin bisa melakukan segala sesuatu jika mereka tidak tahu secara jelas hal-hal berikut ini:
  • Bahwa goal yang menjadi prioritas adalah bagaimana membuat para tamu kembali.
  • Bahwa tugas-tugas atau pekerjaan baru sangat penting dilakukan untuk mencapai goal.
  • Bahwa mereka akan selalu mengukur setiap tugas atau pekerjaan dengan teliti.
  • Bahwa mereka akan bertanggung-jawab untuk komitmen mereka secara berkala dan teratur.
Dengan kata lain:
  • Mereka tahu goalnya.
  • Mereka tahu bagaimana cara mencapai goal
  • Mereka memiliki tolak ukur.
  • Mereka akan bertanggung-jawab untuk setiap hasil.
Inilah apa yang disebut ciri-ciri penerapan 4 Disiplin Utama dari Eksekusi.

Setiap orang ingin menang. Setiap orang mau memberikan kontribusi nyata. Tetapi terlalu banyak organisasi yang kekurangan disiplin - Aksi yang waspada dan konsisten dalam mengeksekusi goal utama dengan semangat tinggi. Fakta bahwa sebuah organisasi gagal dalam melaksanakan eksekusi sangat mengenaskan mengingat kenyataan bahwa mereka memiliki orang-orang yang berniat memberikan yang terbaik. Tapi masalahnya, hal yang paling bisa memotivasi adalah kesempatan untuk berada dalam tim yang orang-orang tahu goalnya dan memiliki kegigihan untuk mencapainya.


Berminat The Execution Games ? Kuasai ilmu, skill, dan attitude menjadi Pelaksana Handal ? Hubungi segera Human Plus Institute - 0812 80362015.

Senin, 29 Desember 2008

PRINSIP PRINSIP 4 DISIPLIN EKSEKUSI EFEKTIF

PEMBAHASAN II

#4PRINSIP UNTUK MELAKSANAKAN EKSEKUSI


Jalan keluar untuk ke-4 permasalahan dalam eksekusi adalah Rangkaian Latihan Kedisiplinan yang harus dipraktekkan oleh setiap Tim Kerja dengan Semangat Tinggi.

Keempat Rangkaian Kedisiplinan Diri tersebut adalah :


1. FOKUS PADA WILDLY IMPORTANT GOAL
Setiap orang dalam tim haruslah mengerti dengan jelas akan prioritas-prioritas utama yang akan membawa kesuksesan dan membuat komitmen terhadapnya.

Wildly Important Goal
adalah hal yang harus diutamakan atau dicapai, sebab jika tidak, goal lainnya tidak ada artinya lagi.
2. BERTINDAK PADA LEAD MEASURE
Setiap orang harus tahu dan memiliki komitmen terhadap sedikitnya aktivitas pekerjaan "80/20" yang akan memberikan dampak yang terbesar. Setelah itu, dengan menggunakan lead measure, setiap orang dapat mengukur kemajuan pencapaian kinerja mereka.
3. MEMBUAT SCOREBOARD YANG MEMOTIVASI
Dengan adanya scoreboard, setiap orang bisa melihat kemajuan pencapaian tujuan mereka setiap waktu. Dengan scoreboard mereka bisa mengukur ketika mereka sedang menang ataupun kalah. Scoreboard ini akan memotivasi orang untuk menang.
4. CIPTAKAN IRAMA AKUNTABILITAS
Setiap orang melaporkan secara teratur dan berkala mengenai perkembangan pencapaian goal/tujuan.
4 (empat) Disiplin Eksekusi berbicara tentang bagaimana Saudara dapat mencetak hasil nyata dan bermakna. Ke-4 Disiplin itu digambarkan dalam tanda panah karena mereka menunjuk ke pencapaian atas hasil. Panah-panah ini digambarkan dari kanan ke kiri karena tim kerja yang baik akan mengeksekusi dari kanan ke kiri - dimana mereka akan secara konsisten bertanggungjawab dan ikut andil untuk melaporkan setiap performa tugas mereka berdasarkan lead measure yang telah ditentukan, dimana setelah semuanya berdampak pada pencapaian Wildly Important Goal dari Tim Kerja.

Penggunaan Scoreboard yang memotivasi pada disiplin 3 adalah pusat dari metode 4 Disiplin. Wildly Important Goals (diutarakan pada disiplin 1) dan Lead Measure (Disiplin 2) haruslah selalu ditampilkan di scoreboard sehingga tim kerja Saudara bisa melakukan sesuatu terhadap pergerakan hasilnya.

Sementara, Ciptakan Irama Akuntabilitas (Disiplin 4) digambarkan melingkari setiap disiplin yang ada karena itulah yang menyatukan segala sesuatu. Disiplin 1, 2, dan 3 tidak akan berhasil tanpa Disiplin 4, yang merupakan pertanggungjawaban yang mau tidak mau harus dilakukan secara berkala dan teratur terhadap Wildly Important Goal dan Lead Measure yang tercatat di Scoreboard. Aliran panah dalam lingkaran berarti segala sesuatu yang dilakukan akan mempengaruhi pertanggungjawaban.


DISIPLIN 1 : FOKUS PADA WIDLY IMPORTANT GOAL

Musuh dari Hebat adalah Baik

- Jim Collins -

Untuk bisa fokus dengan baik terhadap prioritas-prioritas utama, tim-tim yang hebat harus bisa melakukan 2 (dua) hal secara konsisten.
  • Pertama : Definisikan Wildly Important Goals (WIG)
  • Kedua : Definisikan Lead Measure untuk mencapai Wildly Important Goals tersebut.
Definisikan Wildly Importance Goals (WIGs)


Tim-tim hebat seharusnya mengerti dengan jelas apa yang dimaksud dengan "Wildly Important Goals." Pada umumnya goal tampak penting untuk dicapai, tetapi hanya Goal yang tergolong dalam wildly Important goal saja yang harus dicapai.
Kegagalan untuk mencapainya akan membuat pencapaian-pencapaian lainnya otomatis terhambat.


Itulah sebabnya akan sangat mudah bagi Saudara untuk terganggu dalam mencapai 6, 8, atau 8 goal penting pada saat yang bersamaan. Anda bisa saja mencapai banyak goal dengan cukup baik, tetapi pada saat yang bersamaan Saudara hanya bisa mencapai 1 (satu) atau 2 (dua) wildly important goal dengan hasil yang luar biasa.


Coba Saudara simak cerita si pembalap legendaris Lance Armstrong. Pada satu titik di karirnya, ia berhenti dari semua kejuaraan balap mobil professional kecuali Tour de France. Lance memiliki wildly importanty goal, yaitu hanya memenangkan kejuaraan balap paling bergengsi berulang kali. Mencapai wildly important goal berarti ia berani mengatakan tidak kepada kejuaraan-kejuaraan lainnya, tidak peduli seberapa penting kejuaraan-kejuaraan tersebut. Ini berarti Lance harus memikirkan setiap detail dan merencanakan bagaimana ia dapat mengeksekusi setiap jalannya perlombaan Tour de France dengan baik. apakah hasilnya dari fokus Lance yang begitu kuat terhadap wildly important goal miliknya ? Lance Amstrong berhasil memenangkan Tour de France 7 (tujuh) kali berturut-turut, dan tidak ada seorangpun dalam sejarah yang bisa mengalahkan record nya.

Dalam organisasi yang memiliki performa yang tinggi, setiap tim kerja pada berbagai level mengenal apa yang disebut wildly important goal, bahkan Wildly Important Goal inilah yang membentuk sebuah tim.

Manfaatkanlah Important Screen - Sebagai panduan untuk menentukan Wildly Important Goal untuk tim saudara.

Definisikan Lag Measure untuk Tercapainya Wildly Important Goal

Karena Wildly Important Goals itu sangat penting, maka pikirkan dengan seksama lag measure yang menunjukkan keberhasilan. Definisikan lag measure - dalam hal ini lag measure adalah tolak ukur yang akan mengindikasikan pencapaian goal Saudara.

Contoh yang terkenal adalah ketika Presiden USA - John F. Kennedy pada tahun 1961 berkomitmen, "... untuk mencapai suatu goal, sebelum dekade ini berakhir, dimana kita akan mendaratkan awak kita di bulan dan membawanya kembali dengan selamat ke bumi." Inilah pola yang digunakan untuk ukuran WIG : Dari X (Bumi) ke Y (Bulan dan kembali) pada Waktu (dalam dekade ini).

Manfaatkanlah Lag Measure Builder pada sebagai panduan Saudara untuk mendefinisikan Lag Measure terbaik untuk mendukung WIG Saudara.

EDS Consumer Industry and Retail Group (CI&R)


EDS adalah salah satu perusahaan besar berbasis TI (information technology) yang memiliki anak perusahaan yang bergerak sebagai penyelia jasa untuk pelanggan mereka, yaitu : Consumer Industries and Retail (CI & R). CI & R ini dikenal sukses dalam pencapaian hasil finansial mereka, namun kemudian mereka menantang diri mereka untuk bisa fokus kepada pekerjaan yang tepat yang pada akhirnya tidak hanya memberi dampak untuk hasil jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak hasil yang baik untuk jangka panjang. Tim-tim dalam perusahaan ini ternyata tidak terlalu fokus terhadap goal-goal yang 'benar adanya' saja, dimana mereka akan dituntut untuk menghabiskan energi mereka terhadap hal hal yang mendesak, dan tentunya mereka akan tersedot ke dalam apa yang kita sebut 'Operation Whirlwind' (pusaran angin atas pekerjaan rutin). Pusaran angin yang mengesampingkan hal-hal penting yang membangun bisnis dengan rutinitas sehari-hari yang seringkali bersifat mendesak.


Dengan menerapkan Disiplin 1. : Tim CI & R Fokus pada Wildly Important Goal saja. CI & R Tim membuat Wildly Important Goal dan mennyelaraskan dalam semua inisiatif strategis EDS secara menyeluruh. Mereka juga membuat scoreboard, sehingga makin jelaslah langkah-langkah yang mereka ambil dalam menuju sukses.


Dalam 1 (satu) tahun, CI & R berhasil meningkatkan value sales kontrak mereka dari US$ 600 juta dollar menjadi US$ 1.8 milyar dollar. Mike O'Hair, vice president dari CI & R mengatakan, "Kami memiliki pertumbuhan yang pesat dalam bidang penjualan, hal ini disebabkan Tim kami yang bekerja keras, fokus, dan sangat gigih melaksanakan serangkaian strategi yang terpusat pada Wildly Important Goal".


Walaupun hasil-hasil jangka pendek sudah fantastis, pelatihan atau proses mencapai Wildly Important Goal juga mengembangkan CI & R untuk berhasil dalam jangka panjang. Organisasi ini juga berhasil mengembangkan rencana mereka secara strategis dan penuh taktik. Mike mengatakan, "Dalam banyak hal, bisnis kami memiliki fokus-fokus yang sifatnya mendesak untuk kepentingan klien. Dengan terciptanya wildly important goal dalam setiap kesempatan perkembangan bisnis baru, kami mampu mengalokasikan sumber-sumber daya, waktu, dan juga fokus serta energi kami tanpa mengorbankan apa yang ada di depan mata dan hasil jangka pendek kami demi mencapai hasil terbaik. ada saat ini, CI & R tengah mencetak tahun keemasan lagi, dimana pada semester pertama dari tahun 2006 kami sudah menghasilkan lebih dari US$ 1.8 milyar."

Saat ini, 4 Disiplin Eksekusi berhasil membuat EDS CI & R tidak berhenti menganalisa bagaimana caranya agar setiap bisnis mereka bisa berjalan dan kearah mana mereka harus fokus sehingga mereka dapat terus bertumbuh.

DISIPLIN 2 : BERTINDAK PADA LEAD MEASURE


Dalam setiap tindakan, 80% hasil ditentukan dari 20% aktivitas yang dilakukan.


- Joseph M. Juran -

Untuk mendapatkan gambaran dan fokus yang jelas tentang bagaimana mencapai wildly important goal Saudara, Tim Kerja yang baik harus melakukan 2 (dua() hal secara konsisten :

1. Menganalisa dan mengindentifikasi aktivitas aktivitas 80/20.

2. Mengembangkan lead measure yang memungkinkan untuk diprediksi dan berada dalam lingkaran pengaruh kita.

Menganalisa dan Mengidentifikasi Aktivitas 80/20


Untuk mencapai sebuah goal yang belum pernah Saudara capai sebelumnya, Saudara harus melakukan tindakan-tindakan yang belum pernah Saudara lakukan sebelumnya. Analisa secara hati-hati setiap kendala yang mungkin terjadi untuk mencapai goal Saudara. Lalu putuskan bagaimana cara mengatasi kendala tersebut. Lihatlah ke sekeliling Saudara. Siapalah orang yang pernah mencapai Goal yang sama ataupun yang mirip dengan goal yang ingin Saudara Capai ? Hal-hal apakah yang berbeda yang mereka lakukan ? Gunakan imajinasi Saudara. apakah yang belum Saudara pikirkan yang bisa membuat perbedaan.


Maka, apa yang perlu Saudara lakukan adalah memilih aktivitas yang bisa membawa dampak dalam mencapai wildly important goal Saudara, gunakan pedoman "80/20 activity analyzer".

Manfaatkan bagai 80/20 Activity Analyzer untuk mendifinisikanaktivitas 80/20 Saudara.

Kembangkan Lead Measure yang Dapat Diprediksi dan Dipengaruhi
Gunakan LEad Measure untuk menganalisa Aktivitas 80/20.


Kunci untuk menuju kesuksesan dalam mencapai wildly important goal adalah dengan fokus pada Lead Measure dan bukan pada Lag Measure. Lag Measure pada Wildly important Goal biasanya bersifat "Terlalu Muluk dan Jauh Dari Bayangan" untuk diterapkan pada pekerjaan sehari-hari. Coba Saudara perhatikan perbedaan keduanya :

LAG Measure
1. Mengukur Hasil 
2. Pencapaian Goal 
3. Lebih Sulit untuk Dipengaruhi 
4. Lebih Mudah untuk Diukur 

LEAD Measure
1. Memperkirakan hasil.
2. Pencapaian Goal.
3. Lebih Mudah Dipengaruhi.
4. Lebih Sulit Untuk Diukur.

Penjelasan:

Lag Measure akan memberi tahu ketika Saudara sudah mencapai Goal, namun Lead Measure akan memberi tahu kemungkinan Saudara bisa mencapai Goal. Ketika sebuah Lag Measure sulit untuk dipengaruhi, Lead Measure berada dalam lingkaran pengaruh Saudara, karena dengan tolak ukur tersebut, saudara mampu mengamati setiap tindakan Saudara. Sebagai contoh, Saudara tidak bisa mengontrol seringnya mobil Saudara mogok di jalan (Lag Measure) , tapi secara jelas Saudara bisa mengontrol seberapa sering Saudara membawa mobil saudara ke bengkel untuk perawatan rutin (Lead Measure). Semakin sering Saudara melakukan sesuatu terhadap Lead Measure, maka semakin Saudara terhindar dari kemogokan mobil di jalan.

Namun, Lag Measure memang mudah untuk diukur. Sebagai contoh, Saudara tentu tahu, ketika mobil Saudara mogok, sedangkan Lead Measure lebih sulit diprediksi. Contohnya, sangat mudah bagi suatu sekolah untuk mengukur level kemampuan membaca para muridnya dengan mengetes mereka lewat suatu ujian. Tapi tentunya akan lebih sulit untuk membuat Lead Measure yang mampu memprediksikan kemampuan para murid pada saat ujian. Sekolah mungkin saja mempekerjakan beberapa pelatih ataupun memberi lebih banyak waktu untuk para murid dalam sesi 'Membaca sendiri tanpa gangguan'. Apapun itu, sekolah akan lebih mudah untuk memperkirakan waktu yang dihabiskan untuk membaca ataupun dalam pelatihan membaca (Lead Measure) daripada berharap nilai ujian membaca (Lag Measure) meningkat dengan sendirinya.


Manfaatkanlah bagan Lead Measure Builder untuk mengembangkan Lead Measure yang akan membantu Saudara menganalisa setiap aktivitas yang akan membuat perbedaan dalam mencapai WIG Saudara.

Contoh Kasus : Savannah Morning News

Untuk membuat lead measure yang baik, saudara harus membantu anggota tim untuk memposisikan dirinya sebagai mitra bisnis strategis dan mengikutsertakan mereka dalam pembahasan hal-hal berbeda yang bisa mereka lakukan demi mencapai wildly important goal.

Suatu contoh yang luar biasa adalah apa yang dilakukan oleh departemen periklanan pada harian Savannah Morning News yang berada di Savannah, Georgia. Wildly important goal mereka adalah untuk mengatasi masalah pendapatan yang cukup serius. Sebelum mengenal konsep dan praktek 4 Disiplin Eksekusi, para Sales Manager menghimbau - Staff mereka :"Pergilah ke luar dan juallah lebih banyak lagi !". Diakhir periode, para manager akan kebingungan mengapa para stafnya tidak bisa menjual lebih banyak lagi.

Alhamdulillah ... , segala sesuatu berubah ketika mereka mulai mempraktekkan Disiplin ke-2 : Bertindak pada Lead Measure. Setelah memikirkan berbagai cara untuk meningkatkan pendapatan mereka, mulai dari iklan, mereka setuju untuk beraksi atas 3 hal: 1. Meningkatkan frekuensi kontak dengan para klien baru, terutama para pemasang iklan yang dianggap potensial yang tidak pernah melakukan bisnis dengan koran sebelumnya, 2. Menghubungi klien yang tidak lagi memasang iklan minimum 6 (enam) bulan terakhir. 3. Meningkatkan kualitas penjualan dengan klien yang telah ada, dengan cara meningkatkan kualitas iklan, seperti misalnya dengan memberi warna pada iklan, menempatkan iklan pada spot yang lebih baik, ataupun memperbesar ukuran iklan.

Dibandingkan slogan "Pergilah ke luar dan juallah lebih banyak lagi, "Sekarang para staff memiliki sejumlah target dan action plan yang spesific. Dalam prakteknya, masalah-masalah ini disederhanakan ke dalam Lead Measure sebagai berikut : Berapa banyak sumbangan telepon yang Sam atau Chaterine akan lakukan; laporan perorangan dari minggu ke minggu sebagaian dari WIG session dan sebagai bagian dari proses; orang-orang pun berkomitmen untuk menaikkan jumlah kontak dengan para pelanggan baru, menghubungi kembali klien-klien yang telah lama tidak dihubungi dan juga melakukan metode up-sells (meningkatkan penjualan dengan menaikkan penawaran terhadap produk atau jasa). Di minggu berikutnya, para salesman ini akan melaporkan hasilnya. Mereka tidak hanya menjalankan bisnis dengan efektif, namun juga secara reguler mengkomunikasikan/share praktek-praktek terbaik mereka di lapangan, termasuk metode pendekatan/approach ke klien dan cara mengatasi hambatan.

Direktur Periklanan memberi laporan kepada manajemen sebagai berikut: "Saya sudah berada di bisnis ini selama lebih dari 20 tahu, dan saya telah menghabiskan hampir seluruh karir saya berdoa bagi LAG MEASURE dan berdo'a agar problema yang berhubungan dengannya lenyap." Sungguh untuk pertama kalinya, dia merasa bahwa dirinya sungguh bisa membantu rekan-rekannya lewat goal-goal yang bisa diukur pencapaian hasilnya. Savannah Morning News akhirnya mengatasi masalah perolehan pendapatan mereka dan mencapai goal mereka pada tahun itu. Bertindak pada Lead Measure membuat segala sesuatunya menjadi mungkin untuk dilakukan.

DISIPLIN 3 : MEMBUAT SCORE BOARD YANG MEMOTIVASI
-->
Tujuan mendasar dari keberadaan scoreboard adalah untuk memotivasi para pemain agar MENANG.

- Jim Stuart -
Untuk memotivasi Tim agar Menang, Tim-tim hebat melakukan 2 (dua) hal secara konsisten dan terus menerus, yaitu : (1). Membuat Score Board yang Memotivasi dan (2). Memperlihatkan Hasil kepada seluruh Anggota Tim Secara Berkala.


Membuat Scoreboard yang Menarik

Tim-tim hebat tahu jika mereka menang atau tidak, mereka haruslah tahu, sebab jika tidak, mereka tidak mungkin bisa mengerti bagaimana mereka harus bermain. Scoreboard yang menarik akan mengajarkan tim pada posisi apa mereka seharusnya berada. Ini adalah informasi penting bagi penyelesaian masalah dan dalam membuat keputusan.


-->Anda mungkin sudah pernah melihat anak kecil bermain sepak bola atau basket di jalanan. Selama tidak ada yang menghitung nilai memasukkan bola, ini bukanlah permainan yang sesungguhnya. Mereka malah akan -->
ngobrol dan bermain dengan santai/tidak serius. Tetapi ketika seseorang mulai menghitung dan menuliskan skor, segala sesuatu berubah. Permainan menjadi sesuatu yang serius dan sengit. Mereka akan Baling merangkul, membuat rencana, dan mengeksekusinya dengan penuh energi. Prinsipnya mudah: Setiap orang akan bermain dengan cara berbeda ketika ada skor dicatat.
Itulah sebabnya tim-tim hebat tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan scoreboard yang menantang mereka.Tanpa itu, energi yang mereka miliki melemah, intensitas berkurang, dan tim akan kembali melakukan `business as usual' atau melakukan segala sesuatu seperti sedia kala.

DISIPLIN 4 : MENCIPTAKAN IRAMA AKUNTABILITAS


Pekerjaan yang paling kreatif dan produktif terjadi ketika setiap orang mampu membuat komitmen satu dengan lainnya, bukan ketika para pemimpin menyuruh mereka melakukan demikian.


-Jim Collins-

Untuk mampu mengeksekusi WIG secara terus menerus, tim-tim hebat harus melakukan 2 (dua) hal secara konsisten.
  1. Memaksimalkan waktu yang dihabiskan dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan WIG
  2. Melakukan pertemuan mingguan untuk mempertanggung-jawabkan apa yang telah di lakukan atau pelaporan.
MEMAKSIMALKAN WAKTU YANG DIHABISKAN UNTUK MENGERJAKAN WIG
Setiap orang pasti bekerja berdasarkan keempat kuadran yang dibangun atas tingkat urgensi (mendesak) dan tingkat kepentingan. Wildly Important Goals akan berada di kuadran I dan II. Seringkali, aktivitas - aktivitas di kuadran III dan IV mengganggu tim dari pelaksanaan aktivitas yang berhubungan dengan WIG.
Kita harus membuat perencanaan dengan matang di tingkat individu dan tim atas setiap aktivitas di kuadran 1 dan 2 yang akan membawa perubahan pada pencapaian hasil setiap minggunya. Pertanyaan yang harus di berikan kepada semua orang: 

"APAKAH HAL TERPENTING YANG HARUS SAYA LAKUKAN MINGGU INI UNTUK MENDORONG PENCAPAIAN HASIL ?"

MELAKUKAN WIG SESSION
Untuk menciptakan irama akuntabilitas, dilakukan sesi Akuntabilitas Mingguan (WIG Session) dimana kinerja minggu lalu dipertanggung-jawabkan dan dibuat rencana untuk menggerakkan skor minggu ini.
TIM-TIM YANG EFEKTIF bertemu setiap minggunya dalam WIG Session untuk melakukan 3 hal:
1. ACCOUNT - Report on Last Weeks Commitment.
Pertanggungjawaban. Laporan berdasarkan apa yang sudah dijanjikan minggu lalu.



"Saya telah melakukan sejumlah sambungan telepon dan inilah hasilnya ..."

"Saya sangat bangga dengan tim pendukung saya: Kita semua berhasil melewati percobaan atau test atas kegiatan rutin yang baru di canangkan."

"Saya tidak berhasil mendapatkan persetujuan seperti yang kita harapkan semula, dan inilah alasannya .... "


Kita akan merayakan kesuksesan dengan cara ini. Kita akan mendengar orang-orang berbicara terbuka & mampu mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan.

2. Review The Scoreboard. Learn from Success and Failures.
Mengkaji ulang SCORE BOARD TIM. Belajarlah dari KESUKSESAN & KEGAGALAN.


"Lead Measure ini masuk dalam kategori hijau, tetapi kita memiliki tantangan untuk mengatasi tolok ukur yang masuk dalam kategori kuning".

"Mari kami tunjukkan apa yang telah kami pelajari untuk mengatasi tolok ukur tersebut ..."

"Saya mengalami beberapa masalah, tetapi inilah yang saya pelajari."

Anda akan melihat antusias yang luar biasa ketika orang-orang berhasil melakukan perubahan dan menaikkan hasil. Anda akan merasakan energi dari orang-orang ketika mereka mempelajari sesuatu yang baru yang bisa mereka manfaatkan minggu depan.


3. Plan. Clear The Path and Make New Commitment.

:: Perencanaan. Singkirkan yang tidak perlu dan BUAT KOMITMEN BARU ::



"Mari saya bantu Saudara mengatasi masalah tersebut. Saya tahu seseorang yang ... "

"Mari kita memikirkan banyak alternatif solusi, lalu kita persempit pilihan."
"Inilah yang saya rencanakan minggu mendatang untuk merubah skor ..."


Anda akan menyaksikan anggota tim Anda memiliki energi yang tiada habis untuk menyelesaikan masalah dan setiap orang akan menyodorkan diri untuk membangun satu sama lain. Anda akan mendengar Tim Anda membuat komitmen untuk melakukan aksi-aksi spesifik yang mampu mengatasi tolok ukur penting di scoreboard.
Manfaatkan Work Compass untuk mencatat setiap pekerjaan, setiap orang yang bertanggung-jawab atasnya, keputusan-keputusan penting dan juga komitmen setiap tim.

Berminat ikuti THE GAME EXECUTION bersama Human Plus Institute ?
Hub. segera 0812 8036 2015, kami insyaallah akan segera hubungi Anda, kapan dan di mana workshop akan di laksanakan.


Kunjungi website kami Human Plus Institute Indonesia